Pages

Thursday, May 25, 2017

Keberanian Ini, Dari Mana Datangnya?


"Embracing God's best in the midst of a crazy confusing culture", -


Entah darimana datangnya keberanianku saat itu. Yang pasti, aku hanya ingin keluar dalam lingkaran kebingungan dan kehilangan identitas. 

Tak ingin lagi aku mengulang peristiwa seperti dulu lagi. 

DIA berikan kekuatan dan keberanian yang tidak aku sangka. Tidak pernah terbayangkan.
Terima kasih Tuhan, aku lebih mampu mengendalikan sikap saat itu.

Malam tadi, sebuah pesan aku kirimkan kepadanya, laki-laki yang dengan tulus aku cintai. Namun, bukan pesan yang aku tulis dengan semangat seperti biasanya, melainkan
pesan yang aku tahu, ini akan menciptakan jarak di antara kami.

Aku datang lebih awal agar aku mampu mengatur nafasku. Mengurangi sesak yang aku rasa di dada. Jantungku berdetak dengan cepat, namun, aku tidak merasakan kekhawatiran berlebihan.

Pesanku tak dibalas dengan sebuah penolakan tegas atau konfirmasi kesanggupan. Melainkan sebuah kabar bahwa saat itu, dia mempunyai jadwal untuk kuliah. Tidak ingin lagi aku mendapatkan suatu hal yang tak pasti, aku katakan padanya untuk datang setelah semua mata kuliah selesai diikutinya. Ya. Aku sebelumnya telah memastikan jadwal kuliahnya dan apakah saat itu sedang diadakan Ujian Tengah Semester. Aku tidak pernah mengijinkannya untuk tidak berangkat kuliah meski satu mata kuliah di tempat kami sangat cepat. Pun tak pernah suka ketika dia mengabari bahwa dirinya telah bolos jam kuliah. Maka menerima pesan darinya, tak menjadi masalah bagiku untuk menunggunya lebih lama. Terima kasih, untuk tetap mengikuti mata kuliahmu.

---

Dia datang.
Aku tarik nafas dalam-dalam ketika dia berjalan menuju ke arahku. Tersenyum dan sedikit ketakutan. (Entah bagaimana aku harus memilih kata yang tepat. Mungkin sedang memikirkan apa yang akan dia katakan nanti)

Duduk.
Bagaimana aku memulai percakapan ini? Laki-laki di depanku itu, bukan lagi yang aku kenal. Aku pun tak lagi merasa ingin memulai dengan kebiasaan yang aku lakukan tiap kami bertemu. Dan entah kenapa, senyum yang aku berikan bukan lagi senyum yang  biasa aku tunjukkan kepada laki-laki yang aku cintai. 

Aku menyadari.

Bukan dia saja yang berubah. Tapi aku pun telah berubah. 

Dan itu baik untukku.

Aku menawarinya makan dan minum, memesankan apa yang dia suka meski telah ia tolak. Tapi aku, bukan orang yang akan membiarkan orang yang aku ajak bertemu hanya melihat makananku di meja.

Dalam antrian, aku memantapkan diri lagi. Mengingat tujuanku pada pertemuan ini.

Kabar yang telah aku terima tentangnya, informasi yang telah aku pastikan benar adanya, dan tentu saja pengakuan dari orang lain yang bersangkutan dalam masalah ini. 

Beberapa hari itu aku lewati dengan diri harus siap mendengar apa pun. Dengan tetap menjaga ucapan dalam interogasiku. Dan menunggu waktu yang tepat ketika laki-lakiku tidak dalam masalah tentang pekerjaannya. Aku masih mempercayainya. Lemburan yang ia jadikan alasan, aku tetap mempercayainya hingga detik itu. Dan 
laki-laki yang bahkan belum ada sebulan lalu membuatku jatuh cinta lagi, 




Aku kembali dengan makanan dan minuman kesukaannya. Aku persilahkan untuknya, namun tak sedikit pun apa yang ada di meja disentuhnya.

Aku memulai obrolan terlebih dahulu. Dengan tenang. :) -Syukurlah-
Tak ada satu kata pun yang ia ucap. Hanya menunduk seakan kepalanya sangat berat.
Aku tak dapat melihat matanya.
Aku tak dapat melihat raut wajahnya.

"Bilang saja, aku yang merencanakan pertemuan ini, tentu aku pula telah mempersiapkan diri untuk mendengar apapun yang kamu ingin katakan", ucapku.

Masih diam.

"Santai saja. Jangan diam saja. Kamu tahu, aku paling tidak suka ketika bertemu, tak satu pun kata terucap", lanjutku.

Dan ya! Dia mengucapkan sesuatu.

Sangat pelan. Sekali.

Dua kalimat. 

Dan membuatku tersenyum heran, tak percaya, geli, marah, dan kecewa.

Benar. Dia mampu melakukan itu.

:')

Pikiranku tenang. Namun aku ingin mengatakan hal yang tak pernah aku ucap sebelumnya.
Dan kemudian aku pamit untuk pergi :')





Semoga Allah terus kuatkan hatiku :')

No comments:

Post a Comment

Small Cute Hot Pink Pointer